TOKOH TARI SARDONO W. KUSUMO

Profesor seni tari yang lahir di Solo pada 6 Maret 1945 ini merupakan Guru Besar Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan salah seorang pengajar di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) SOLO. Tidak kurang dari 25 tarian telah diciptakannya, baik itu sendratari ataupun tari kontemporer . ia merupakan seniman asia pertama yang menerima Distinguished Artist Award dari International Society For The Perfoming Arts Foundation ( ISFA ) yang bermarkas di new york. ia juga telah menerima penghargaan dari pemerintah Idonesia dan Berlanda atas terhadap seni tari.
Sardono berangkat seorang penari klasik jawa dan memulai karirnya sebagai penari utama dalam sendra tari ramayana di Candi Prambanan. Bersama grupnya, ia telah membuat suatu konsep baru pertunjukan kebudayaan jawa, sendra tari yang di pertunjukan kepada para turis di teater terbuka. ia kemudian belajar tari di new york di bawah bimbingan seorang penari tarian modern Amerika. Jean Eardman pada 1965. Setelah kembali, ia membentuk grup tari di team Jakarta pada 1968. Gerakannya keluar dari pola yang telah ada. Ngrenaswara (1972) dan menak Cina (1975) misalnya. kedua sendra tari ini, merupakan gabungan antara tari bedhaya, lagu narasi dari drama Langendrian dan teater wayang wong ( wayang orang). juga Samgita Pancasona I-XII (1969-1970) yang fenomenal.
Dalam menciptakan suatu tarian Sardono sering bepergian ke berbagai daerah. ketika berada di Ubud, Bali, ia mengeksplorasi Tari Kecak dan lahirlah Cak Tarian Rina ( 1973 ). kemudian juga lahir Dongeng Dari Dirah ( 1974 ) yang diangkat dari cerita calon arang.tarian ini mampu menarik perhatian masyarakat Paris ketika di pentaskan pada Nanci Festival. yang juga pernah mendalami kehidupan dayak Danias. dari sini lahir pertunjukan bertema kepeduliannya terhadap lingkungan berjudul Meta Ekologi (1975). karya tentang lingkungan yang lain adalah Hutan Plastik (1983) dan Hutan Merintah (1987). selain itu, adap pula lakon Mahabhuta (1988) yang menjadi pertanda bahwa dia tidak melupakan kehidupan spiritual yang diberikan sang Kholik.ia telah melanglang dunia dan tariannya mendapat sambutan yang luar biasa.Passage through the gong (1993) bahkan harus di pentaskan 2 kali di new york. sandono W. Kusumo selalu uletdan tidak berhenti berkarya. karya teranyarnya adalah Nobody's body (2000). ia pun melakukan peluncuran buku berjudul "Hanuman, Tarzan, dan Homo Erectus".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CIPTANING CANDRADIMUKA